Selasa, 19 Januari 2010

Ucapan Duka Dunia Internasional Masih Terus Mengalir

Jakarta-gusdur.net. Seminggu setelah meninggalnya Gus Dur, ucapan bela sungkawa dari kalangan internasional masih terus mengalir. Kali ini datang dari Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon melalui Sekretaris Kabinet PBB Vijay Nambiar. Ucapan belasungkawa itu diberikan langsung Vijay Nambiar ke Perwakilan Tetap RI (PRTI) untuk PBB di New York, beberapa blok dari Markas Besar PBB.
"Gus Dur akan dikenang untuk ketakwaan, kesederhanaan dan visi besarnya. Ia menjadikan bangsa Indonesia dihormati di seluruh dunia karena semangat demokratisnya," demikian seperti ditulis Vijay Nambiar atas nama Sekjen PBB seperti dikutip Antara, kamis (7/01).
Selama tiga hari, 4-6 Januari, PRTI menyediakan Buku Duka Cita yang ditempatkan di Perpustakaan Abdurrahman Wahid yang ada di gedung tersebut. Di perpustakaan diletakkan foto Gus Dur, bendera Merah Putih yang dipasang setengah tiang, serta bunga. Perpustakaan itu diresmikan langsung Gus Dur pada 5 September 2000 di sela-sela kunjungannya sebagai Presiden RI ke New York saat menghadiri Sidang Majelis Umum PBB tahunan.
Wakil Sekjen PBB urusan Politik B. Lynn Pascoe juga ikut datang ke Gedung PTRI New York untuk berbela sungkawa. Tokoh yang pernah menjadi Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia periode Oktober 2004-Februari 2007 ini sempat mengenal secara pribadi sosok Gus Dur. "Presiden Gus Dur merupakan mercu suar kebijaksanaan dan toleransi bangsa Indonesia dan dunia. Saya merasa sangat terhormat pernah mengenal dan bekerja sama dengan beliau," katanya.
Penghormatan serupa juga diberikan perwakilan negara-negara anggota PBB dari berbagai kawasan, termasuk sembilan negara sahabat sesama negara ASEAN, yaitu Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, Kamboja dan Myanmar. Para wakil tetap negara-negara ASEAN itu langsung mendatangi PTRI New York untuk menyatakan duka cita serta mengapresiasi kontribusi yang telah diberikan Gus Dur.
"Beliau adalah ulama yang disegani dan merupakan reformis sejati. Indonesia kehilangan salah satu putera terbaiknya. Sumbangsih dan peninggalan Pak Wahid akan dikenang oleh Indonesia dan teman-temannya di seluruh dunia," kata Wakil Tetap Singapura Vanu Gopala Menon.
Lebih 70 pihak termasuk petinggi PBB lainnya, seperti para wakil Sekjen PBB, utusan khusus Sekjen PBB serta wakil tetap maupun kuasa usaha ad interim negara-negara anggota PBB, secara langsung menyampaikan ucapan duka cita mereka. Termasuk Israel. Anggota PBB yang tak memiliki hubungan diplomatik dengan Indonesia mengucapkan duka yang mendalam mereka atas meninggalnya tokoh yang memiliki kedekatan dengan Israel itu. Dalam Buku Duka Cita, Kuasa Usaha Ad Interim Israel Daniel Carmon menulis, "Presiden Abdurrahman Wahid adalah negarawan dunia, pemimpin dan promotor dialog antar-agama dan kebudayaan. Upayanya membawa perdamaian adalah sesuatu yang harus dihargai dan diingat. Dunia membutuhkan pemimpin-pempimpin seperti Presiden Wahid!".
Beberapa hari sebelum itu Gedung Putih juga menggelar konferensi pers demi menyampaikan belasungkawa kepada Gus Dur. Yang menyampaikan Juru bicara Gedung Putih Robert Gibbs mewakili Presiden AS, Barack Obama, yang saat itu tengah berada dalam kunjungan nonformal ke Hawai.
"Rakyat AS berduka atas meninggalnya salah satu pembela demokrasi asal Indonesia. Presiden Wahid akan kami kenang karena komitmennya kepada prinsip demokrasi, politik inklusif dan toleransi beragama yang diterapkannya," ujar Gibbs seperti dikutip sejumlah media massa (02/01).
Empat hari setelah meninggalnya Gus Dur (02/01), pernyataan belasungkawa ikut dikirimkan Jean Louis Cardinakl Tauran via faks yang ditujukan kepada Yenny Wahid. "Kami ingat usaha tak kenal lelahnya untuk mewujudkan penghormatan dan pemahaman terhadap perbedaan agama untuk mempromosikan kehidupan harmonis dan damai di Indonesia," kata Kardinal Tauran (AMDJ/dari berbagai sumber). []

Tidak ada komentar:

Posting Komentar